Widget HTML Atas

Neymar dan 5 Pemain Terbaik Dunia

Neymar dan 5 Pemain Terbaik Dunia

Neymar dan 5 Pemain Terbaik Dunia

Neymar akhirnya menapaki karier di benua Eropa dengan bergabung bersama Barcelona. Beban sangat berat ada di pundaknya: membuktikan bahwa dia memang sosok yang kemampuannya layak mendapat pemberitaan besar-besaran.

Sebagian besar beban yang menggantung di pundaknya adalah karena publik Brasil sendiri, dari Pele sampai media massa, yang "mengkreasikan" cerita perihal Neymar sebagai jawaban Brasil atas kegemilangan Lionel Messi-nya Argentina.

Sejarah yang akan mencatat: bisakah pemain bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior ini menjadi pemain terbaik dunia?

Dalam dua dekade terakhir, sudah ada 5 pemain Brasil yang jadi pemain terbaik dunia versi FIFA (FIFA Player of the Year), atau 4 pemain menurut versi Ballon d’Or. Romario (1993 dan 1994), Ronaldo (1996, 1997, dan 2002), Rivaldo (1999), Ronaldinho (2004 dan 2005) dan Kaka (2007) adalah orang-orang Brasil yang menjadi pemain terbaik dunia versi FIFA itu. Hanya Romario dalam daftar di atas yang tidak mencicipi status sebagai pemain terbaik dunia ala Ballon d'Or.

FIFA Player of the Year memang baru muncul pada 1991, sementara Ballon d’Or sudah muncul 1956. Pada 2010, kedua penghargaan itu digabungkan menjadi FIFA Ballon d’Or dan berturut-turut dari 2010-2012, penghargaan itu selalu jatuh pada Messi.

Jika dihitung dari 1991 sampai 2012 [dimulai dari munculnya FIFA Player of the Year], Brasil berada di peringkat teratas penyumbang pemain terbaik dunia. Total 9 kali pemain Brasil menjadi pemain terbaik dunia. Argentina meraihnya 3 kali, semuanya lewat Messi, sebagaimana Prancis yang juga mendapat "jatah" 3 kali dan semuanya juga lewat Zinedine Zidane. Italia memperoleh 2 kali lewat Roberto Baggio dan Fabio Cannavaro, seperti halnya Portugal melalui Figo dan Cristiano Ronaldo. Sementara Liberia, Jerman dan Belanda hanya meraihnya sekali melalui George Weah, Lothar Matthaeus dan Marco van Basten.

***

Sungguh besar ekspektasi Brasil terhadap Neymar. Di tengah dominasi Messi yang tiga kali berturut-turut meraih FIFA Ballon d’Or, Neymar diharapkan bisa mengembalikan supremasi Brasil di ajang sepakbola dunia.

Dia memang sudah menjadi sorotan sejak berusia 17 tahun, atau sekitar 4 tahun belakangan di awal karier profesionalnya bersama Santos. Bersama Santos pemain ini memang tampil gemilang, dia jadi pencetak gol terbanyak Santos di era pasca Pele dengan mencetak 138 gol dalam 229 pertandingan. Tak hanya soal prestasi di lapangan, Neymar juga menjadi selebritas di luar lapangan dengan menjadi bintang puluhan produk laris di Brasil.

Namun, karena karier cemerlang pemain ini memang terjadi di liga domestik, muncul keraguan apakah Neymar akan sama sukses ketika berkarier di tim besar seperti Barcelona?

Sebelum meroketnya pamor Neymar, Brasil sebelumnya memiliki dua pemain yang pernah digadang sebagai calon pemain terbaik dunia: Robinho dan Pato. Terutama Robinho, nama dia juga meroket sama ramainya dengan pembicaraan terhadap Neymar sekarang.

Sayang sekali, baik Robinho atau pun Pato meredup dengan cepat. Robinho bahkan sempat dipinjamkan ke Santos oleh AC Milan pada 2010. Musim ini ia hanya mencetak dua gol bersama Milan. Sementara Pato bahkan dijual ke Corinthians di awal tahun ini.

Ada kesamaan antara Pato, Robinho dan Neymar: ketiganya sama-sama langsung bergabung dengan klub besar Eropa begitu meninggalkan tanah kelahirannya. Robinho langsung bergabung dengan Real Madrid dari Santos, Pato langsung bergabung dengan Milan dari Internacional, dan Neymar langsung bergabung dengan Barcelona dari Santos.

Yang menarik adalah melihat kembali bagaimana 5 pemain terbaik dunia dari Brasil sebelumnya meniti karier di Eropa. Mayoritas memulainya di Eropa dengan tidak langsung dengan klub-klub raksasa.

Ronaldo misalnya, mengawali karier profesional di klub Brasil Cruzeiro di tahun 1993. Hanya bermain selama satu musim bersama Cruzeiro, ia mencetak 12 gol dari total 14 penampilan. Ronaldo hanya butuh satu musim bermain di liga profesional sebelum masuk timnas Brasil, untuk Piala Dunia 1994. Meski tidak memiliki kesempatan bermain di Piala Dunia itu, tim pemandu bakat PSV Eindhoven melalui Piet de Visser menyarankan kepada tim untuk merekrut Ronaldo. Pada tahun 1994 anak muda itu resmi bergabung dengan PSV.


Bergabung bersama PSV, Ronaldo langsung menjadi top skorer liga dengan raihan 30 gol di musim pertamanya di Belanda. Nasib lain menimpanya di musim keduanya, setelah dihantam cedera lutut kanan. Cedera itu kelak menghantui dirinya ketika pindah ke klub besar seperti Barcelona, Inter Milan, Real Madrid, dan AC Milan. Meski begitu prestasi dan nama besar menjadikan Ronaldo sebagai salah satu legenda Brasil.

Demikian juga dengan Ronaldinho, pemain ini "mampir" dulu klub Prancis, Paris Saint-Germain, sebelum pindah ke Barcelona tahun 2003. Saat itu PSG sangat ketinggalan dari Lyon yang secara superior menjuarai Liga Prancis dalam 7 musim berturut-turut (2002-2008).

Simak juga bagaimana Romario mencapai puncak karirnya. Memulai karirnya di Vasco da Gama, "si boncel" ini pergi ke Eropa dengan bergabung bersama PSV Eindhoven pada 1988. Setelah merumput di Belanda selama 5 musim sampai 1933, barulah dia hijrah ke Barcelona. Di Camp Nou itulah Romario mencicipi puncak kariernya. Setahun bermain di Barcelona, dia langsung membawa Brasil juara Piala Dunia 1994. Dia pun diganjar penghargaan FIFA Player of the Year dua musim berturut-turut pada 1993 dan 1994.


Belum lagi jika kita bicara Rivaldo yang menjadi FIFA Player of the Year pada 1999. Setelah malang melintang di Brasil bersama beberapa klub [Santa Cruz, Mogi Mirim, Corinthians dan Palmeiras], dia memutuskan pergi ke Eropa dan bergabung bersama Deportivo La Coruna pada musim 1996-1997. Selama semusim, dia bermain sebanyak 41 kali dan mencetak 21 gol. Musim berikutnya dia dibeli Barcelona. Semusim kemudian, pada 1999, dia pun menangguk penghargaan sebagai FIFA Player of the Year.

Namun ada kisah lain dari cerita sukses pemain Brasil di Eropa. Ricardo Izecson dos Santos Leite atau lebih dikenal sebagai Kaka. Dari Sao Paulo dia langsung bergabung bersama AC Milan saat usianya baru 19 tahun. Kaka mencetak banyak prestasi dengan menyumbangkan 5 gelar bagi Milan, juga gelar pemain terbaik dunia dan Ballon d’Or di tahun 2007.


Kaka memang tidak mendapat sorotan sebesar Neymar atau Robinho kala memutuskan pindah ke Eropa. Beban ringan inilah yang membuat Kaka yang akhirnya memang bermain menawan bersama Milan dan berubah menjadi pemain bintang. Jika pun berandai-andai, umpama kala itu Kaka tidak mampu bersaing di Eropa sekali pun, publik toh tidak akan menyalahkan siapa pun atas kegagalan tersebut, karena memang tidak ada tekanan besar pada diri Kaka.

***

Ada ratusan pemain hebat Brasil yang lain yang juga bermain di Eropa, namun hanya segelintir yang mendapat sorotan media secara massif. Media memang berperan besar dalam industri sepakbola modern, sorotan media bisa secara instan meningkatkan nilai komersial seorang pemain atau bahkan menenggelamkanya. Hal ini terjadi pada Neymar.

Menurut harian AS, Barcelona harus mengeluarkan dana sekitar 72 juta euro untuk membawa Neymar ke Camp Nou. Namun tawaran tersebut masih berada di bawah Madrid yang konon mengajukan proposal sebesar 90 juta euro. Meski begitu Neymar lebih memilih pindah ke Barca. Tawaran yang fantastis untuk seorang pemain yang belum pernah bermain di Eropa.

Nilai sebesar itu memang tak lepas dari peran media, yang membuat nama Neymar begitu terkenal 3-4 tahun belakangan ini. Pada Februari lalu majalah Time memilih Neymar sebagai cover depan, dengan tulisan The Next Pele. Dan menjadikanya sebagai atlet Brasil pertama yang menjadi sampul majalah bergengsi itu.

Kompetisi sepakbola Eropa terutama liga besar seperti La Liga, tentu akan sangat berbeda dengan Liga Brasil. Ketatnya kompetisi hingga tekanan yang besar tentu ada di La Liga. Jika kita bisa melihat Neymar meliuk melewati pemain lawan, pertanyaanya adalah apakah dia bisa melewati bek-bek klub Eropa dengan mudah seperti halnya Messi? Tentu berbeda karena Messi lebih dulu khatam pada sepakbola Eropa sebab dia sudah sejak kecil bergabung di akademi La Masia milik Barcelona.

Neymar jelas tidak mengikuti jejak Romario, Rivaldo, Ronaldo dan Ronaldinho yang mencoba sedikit "mengasingkan" diri lebih dulu dari hingar bingar media dengan bermain bukan di klub-klub raksasa dengan sorotan media berlimpah.

Apapun itu, Neymar sudah menjatuhkan pilihannya. Sebuah pilihan yang penuh risiko sekaligus sangat menantang.


Ammar Mildandaru P*
===

* Foto-foto: Getty Images, AFP
* Akun twitter penulis: @mildandaru. dari @panditfootball
(dtc/rin) Sumber: detiksport


Sekian: Neymar dan 5 Pemain Terbaik Dunia
Salam Hangat Beritasepakboladunia88.blogspot.com By Ardi

KOMENTARI VIA FACEBOOK: