Widget HTML Atas

Berharap Jadi Spiderman dengan Gigitan Laba-laba, 3 Kakak Beradik Ini Malah Dikirim ke Rumah Sakit

Berharap Jadi Spiderman dengan Gigitan Laba-laba, 3 Kakak Beradik Ini Malah Dikirim ke Rumah Sakit


Demi obsesi jadi Spiderman, tiga kakak beradik harus jalani perawatan setelah digigit laba-laba jenis black widow.
Tiga kakak beradik di Bolivia terpaksa harus menghuni ruang perawatan rumah sakit setelah mereka digigit laba-laba Black Widow, dalam usaha mereka menjadi Spiderman.
Anak-anak berusia delapan, 10, dan 12 tahun itu tengah menggembala kambing di Chayanta, kota di Region Potosi, ketika melihat sebuah laba-laba.
Kepada Telemundo, pakar epidemiologi dari Kementerian Kesehatan Bolivia, Virgilio Pietro, mengungkapkan tiga kakak beradik itu segera mendekati Black Widow.
Dilansir Daily Mail Selasa (26/5/2020), ketiganya sengaja mendekatkan hewan itu agar mereka digigit.
Mereka berharap bisa berubah menjadi Spiderman.
Spiderman: Far From Home rilis di Indonesia pada 3 Juli 2019.
Namun beberapa menit kemudian, mereka bukannya jadi pahlawan super.
Mereka mulai mengalami gejala dalam insiden yang berlangsung pada 14 Mei tersebut.
Ibu mereka yang khawatir segera membawa anak-anak itu klinik terdekat.
Tapi karena kondisi mereka memburuk, mereka dirujuk ke rumah sakit di Llalagua.
Keesokan harinya, mereka dipindahkan ke rumah sakit anak di La Paz, di mana mereka mengalami kejang, demam, berkeringat, dan rasa sakit di otot.
Beruntung, mereka berhasil sembuh setelah mendapat perawatan dan kemudian dipulangkan setelah dinyatakan sembuh satu pekan kemudian.
Pietro menerangkan, insiden yang menimpa tiga anak itu harus menjadi peringatan bagi orangtua, bahwa anak bisa menganggap film itu nyata.
Satu gigitan saja dari laba-laba Black Widow biaa memberikan gejala yang bervariasi bagi penderita, dan terbukti fatal untuk anak.
Racun mereka memengaruhi sistem saraf, dan menyebabkan rasa sakit, sensasi terbakar, bengkak, otot kaku dan nyeri, sakit perut, kelopak mata bengkak, dan kejang.
Laba-laba itu termasuk hewan asli di kawasan Amerika Utara, Amerika Selasa, dan selatan Eropa.
Tapi, mereka bisa juga ditemukan di Australia dan Afrika Selatan.
Pemuda Ini Pelihara Ribuan Laba-laba Mematikan, Tersengat Berkali-kali hingga Dilarikan ke IGD
Seluruh tubuh terasa panas seperti terbakar, jantung berdetak kencang, sesak nafas, tulang terasa sakit, demam dan keluar keringat dingin.
Itulah yang dirasakan Indra Perdana, pemuda asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ketika pertama kali disengat Redback Spider atau laba-laba punggung merah peliharaannya.
"Akhirnya dibawa ke IGD.
Dokter bingung, googling dulu, dokter tanya beli anti bisanya nggak? Saya nggak beli, di sini nggak ada, akhirnya dikasih oksigen," kata Indra menceritakan pengalamannya di Banjarnegara, Selasa (26/11/2019).
Ilustrasi laba-laba

Menurut Indra, laba-laba yang berasal dari Benua Australia tersebut memang beracun, bahkan tujuh kali lipat lebih mematikan daripada bisa ular kobra.
"Saya sudah empat kali disengat. Ketika ditaruh di tangan, bau keringat, langsung nyengat.
Yang disengat jari manis sebelah kiri, tapi yang bengkak sampai lengan, sampai semingguan," ujar Indra.
Indra juga pernah mengetes efek bisa laba-laba punggung merah terhadap jangkrik dan tikus putih.
Hasilnya kedua hewan tersebut mati tak lama setelah digigit laba-laba punggung merah.
Namun hal itu tak menyurutkan Indra untuk terus memeliharanya.
Saat ini terdapat lebih dari 2.000 ekor laba-laba punggung merah yang dipelihara sejak 2014 lalu.
Awalnya ia bersama kawannya mengimpor secara kolektif laba-laba tersebut dari negara asalnya Australia. Laba-laba tersebut kemudian dikembangbiakan di kantor tempat usahanya.
"Saya taruh kantor, karena di rumah ada anak kecil, terlalu berbahaya karena mematikan," kata Indra.
Indra mengaku tak memperjualbelikan laba-laba tersebut. Di pasaran, harga laba-laba punggung merah dewasa biasanya sekitar Rp 450.000 per ekor.
Di Indonesia, kata Indra, hanya segelintir orang yang memelihara laba-laba tersebut.
"Banyak teman yang minta, orang pada nge-chat dijual atau nggak.
Saya nggak jual kalau mau, ke sini aja.
Waktu itu pernah dikirim ke Surabaya dan Medan, itu komunitas, untuk edukasi," ujar Indra.
Indra mengatakan, perawatan laba-laba punggung merah relatif mudah. Makanannya juga mudah didapat yaitu ulat hongkong dan serangga-serangga berukuran kecil.
"Perawatan gampang, nggak perlu dikasih makan tiap hari, jadi bisa ditinggal-tinggal," tutur Indra.
Selain memelihara laba-laba punggung merah, Indra juga merawat beberapa hewan berbahaya laindi antaranya tarantula dan buaya.


KOMENTARI VIA FACEBOOK: